Diduga Makan Gaji Buta, Bagus Setiyono Kepala SMKS MMT 1 Penawar Aji
Tulang Bawang Sekolah Menengah Kejuruan Swasta (SMKS) MMT 1 Penawar Aji, kini menjadi buah bibir masyarakat dan sorotan tajam kalangan pendidik, pasalnya, sang kepala sekolah disebut jarang masuk kantor, abai terhadap tugas, dan diduga menikmati jabatan tanpa kinerja yang jelas, Rabu 5/10/2025.
Padahal, seorang kepala sekolah adalah pemimpin dan teladan di lingkungan pendidikan, namun kenyataan di lapangan justru menunjukkan sebaliknya — SMKS MMT 1 Penawar Aji seakan berjalan tanpa arah, tanpa pengawasan, dan tanpa komando.
Proyek ratusan juta diduga digarap serampangan, kondisi makin memperburuk citra sekolah ketika proyek rehabilitas ruang kelas 6 ruang dan pembangunan ruang laboratorium IPA dan BK (suntik lantai 2) senilai Rp 1.497.000.000 yang bersumber dari dana APBN tahun 2025, diduga kuat dikerjakan asal-asalan.
Hasil pantauan tim media di lokasi menunjukkan indikasi pelanggaran teknis serius, Ironisnya di papan proyek tercantum struktur panitia pelaksana dari pihak sekolah, namun di lapangan tidak tampak pengawasan sama sekali.
Kepala sekolah diduga “Hilang” dari tugas utama, kondisi ini menimbulkan dugaan kuat bahwa Bagus Setiyono menikmati gajih tanpa kehadiran dan kontribusi yang seimbang.
Hal ini tentu bertentangan dengan semangat profesionalisme guru dan melanggar etika jabatan kepala sekolah.
Dinas Pendidikan diminta turun tangan, dugaan pelanggaran disiplin dan penyalahgunaan jabatan ini tidak bisa dibiarkan.
Publik menilai, Dinas Pendidikan Provinsi Lampung harus segera memanggil dan memeriksa Bagus Setiyono serta mengusut tuntas pelaksanaan proyek APBN di SMKS MMT 1 Penawar Aji.
Pemerintah sudah menggelontorkan dana besar untuk peningkatan mutu pendidikan, namun jika pengawasan di lapangan lemah dan kepala sekolah justru tidak menjalankan fungsi pengawasan, maka uang rakyat berpotensi terbuang sia-sia.
Sampai berita ini diterbitkan, Bagus Setiyono belum dapat dimintai keterangan resmi, saat wartawan mencoba konfirmasi, ia tidak berada di tempat dan terkesan menghindar.
Media ini akan terus mengawasi permasalahan ini menjadi tamparan keras bagi dunia pendidikan di Tulang Bawang, kepala sekolah yang seharusnya menjadi contoh justru diduga makan gaji buta, abai terhadap tanggung jawab, dan membiarkan proyek sekolah dikerjakan semaunya.
Media ini akan terus mengawal kasus ini hingga pihak berwenang bertindak, masyarakat berhak tahu ke mana sebenarnya arah pendidikan jika para pemimpinnya justru lalai menjalankan amanah negara.





